Pengaruh Penggunaan Peragaan Gerak terhadap Frekuensi Miskonsepsi Peserta Didik SMA pada Topik Kinematika Gerak

Authors

  • Novriyanti I. Katili Universitas Negeri Gorontalo, Indonesia
  • Asri Arbie Universitas Negeri Gorontalo, Indonesia
  • Supartin Universitas Negeri Gorontalo, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.46918/qpep0912

Keywords:

kinematika gerak; miskonsepsi; peragaan gerak

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pengaruh penggunaan peragaan gerak terhadap frekuensi miskonsepsi siswa pada topik kinematika gerak. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen dengan desain One Group Pretest-Posttest. Populasi penelitian adalah siswa kelas XI-Fisika di SMA Negeri 1 Telaga Biru pada tahun ajaran 2024/2025. Sampel penelitian terdiri dari tiga kelas yang dipilih secara acak, yaitu kelas XI Fisika 6 sebagai kelas eksperimen, serta kelas XI-Fisika 1 dan XI-Fisika 2 sebagai kelas replikasi. Analisis data meliputi statistik deskriptif untuk menggambarkan karakteristik data, serta statistik inferensial, termasuk uji hipotesis dan analisis n-gain. Hasil analisis data menunjukkan penurunan frekuensi miskonsepsi yang signifikan setelah penerapan peragaan gerak. Rata-rata frekuensi miskonsepsi siswa menurun dari 9,57 menjadi 2,8 di kelas eksperimen, dari 8,17 menjadi 2,3 di kelas replikasi 1, dan dari 5,87 menjadi 1,1 di kelas replikasi 2. Uji hipotesis mengkonfirmasi adanya perbedaan signifikan dalam frekuensi miskonsepsi antara Pretest dan Posttest di ketiga kelas. Analisis n-gain menunjukkan peningkatan pemahaman konsep yang tinggi, dengan nilai 0,71 di kelas eksperimen, 0,75 di kelas replikasi 1, dan 0,72 di kelas replikasi 2.

References

Hake, R. R. (1998). Interactive-engagement versus traditional methods: A six-thousand-student survey of mechanics test data for introductory physics courses. American Journal of Physics, 66(1), 64–74. https://doi.org/10.1119/1.18809

Hasan, S. N., & Fitria, E. (2021). Identifikasi miskonsepsi siswa SMA pada materi kinematika gerak lurus. KUANTUM: Jurnal Pembelajaran dan Sains Fisika, 2(2), 80-87. https://doi.org/10.5281/zenodo.5730948

Junaedi, I. (2019). Proses pembelajaran yang efektif. Journal of Information System, Applied, Management, Accounting and Research, 3(2), 19-25.

Kohar, S., Jatmiko, B., & Raharjo, R. (2017). Pengembangan perangkat pembelajaran berbasis inkuiri terbimbing menggunakan simulasi phet untuk mereduksi miskonsepsi siswa. JPPS (Jurnal Penelitian Pendidikan Sains), 6(2), 1289-1301. https://doi.org/10.26740/jpps.v6n2.p1289-1301

Maison, M., Kurniawan, D. A., Yolviansyah, F., Sandra, R. O., & Iqbal, M. (2022). Students' Misconceptions: Viewed from Students' Perceptions on Magnetic Field Learning. JPI (Jurnal Pendidikan Indonesia), 11(3), 492-500. https://doi.org/10.23887/jpiundiksha.v11i3.43752

Mufarridah, D. (2017). Reduksi miskonsepsi kinematika siswa melalui model kooperatif strategi konflik kognitif berbantuan Kit dan PhET. JPPS (Jurnal Penelitian Pendidikan Sains), 4(2), 557–571. https://doi.org/10.26740/jpps.v4n2.p557-571

Muawanah, R., Zahro, F., Zakiyah, Z., Rahmawati, S. E., Oktavi, A. S., Nuryasari, S., et al. (2025). Analisis miskonsepsi pada materi fisika dalam pembelajaran IPA kurikulum merdeka pada tingkat sekolah menengah pertama. Jurnal Dunia Pendidikan, 5(5), 1821–1832. https://doi.org/10.55081/jurdip.v5i5.3517

Nupura, M. S., Mursalin, M., & Arbie, A. (2021). Pengaruh whatsapp berbasis Google Classroom dan Google Meet dengan implementasi model inquiry learning dalam pembelajaran fisika terhadap hasil belajar siswa. Jambura Physics Journal, 3(1), 64–72. https://doi.org/10.34312/jpj.v3i1.9788

Pranata, O. D., & Seprianto, S. (2023). Pemahaman konsep siswa melalui skema blended learning menggunakan lembar kerja berbasis simulasi. Karst: Jurnal Pendidikan Fisika dan Terapannya, 6(1), 8–17. https://doi.org/10.46918/karst.v6i1.1724

Respasari, B. N., Santika, H. D., Hasana, Y., Hikmawati, H., & Rokhmat, J. (2022). Analisis miskonsepsi siswa pada topik pelajaran tentang gaya gesek: Indonesia. Jurnal Penelitian dan Pembelajaran Fisika Indonesia, 4(2). https://doi.org/10.29303/jppfi.v4i2.187

Riduwan. (2013). Skala pengukuran variabel-variabel penelitian. Alfabeta.

Safriana, S., & Irfan, A. (2021). Identifikasi miskonsepsi siswa dengan menggunakan three tier multiple choice diagnostic test pada materi gerak dan gaya. Al-Madaris Jurnal Pendidikan dan Studi Keislaman, 2(2), 13-22. https://doi.org/10.47887/amd.v2i2.33

Siregar, S. M., Hidayat, H., Khairiah, K., & Destini, R. (2024). Mengurangi miskonsepsi siswa pada materi gerak lurus dengan menggunakan model pembelajaran konstruktivisme. JURNAL PENELITIAN PENDIDIKAN MIPA, 9(1), 1–5. https://doi.org/10.32696/jp2mipa.v9i1.3368

Suarti, S., Rauf, M., & Khaer, M. W. (2024). Pengaruh penggunaan alat peraga Smart Trash Bin terhadap pemahaman konsep fisika materi teknologi digital. Karst: Jurnal Pendidikan Fisika dan Terapannya, 7(1), 43–50.

Sudjana. (2005). Metode statistik. Tersito.

Sugiyono. (2017). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R & D. Alfabeta.

Sundstrom, M., Gambrell, J., Green, C., Traxle, A. L., & Brewe, E. (2025). Relative benefits of different active learning methods to conceptual physics learning. https://doi.org/10.48550/arXiv.2505.04577

Vidak, A., Šapić, I. M., Mešić, V., & Gomzi, V. (2024). Augmented reality technology in teaching about physics: a systematic review of opportunities and challenges. European Journal of Physics, 45(2), 023002. 10.1088/1361-6404/ad0e84

Widoyoko, E. P. (2012). Teknik penyusunan instrumen penelitian. Pustaka Belajar.

Yuliyati, Y. (2017). Miskonsepsi siswa pada pembelajaran IPA serta remediasinya. Jurnal Bio Education, 2(2), 50–58.

Downloads

Published

2025-06-24

How to Cite

Pengaruh Penggunaan Peragaan Gerak terhadap Frekuensi Miskonsepsi Peserta Didik SMA pada Topik Kinematika Gerak. (2025). Karst: Jurnal Pendidikan Fisika Dan Terapannya, 8(1), 33-46. https://doi.org/10.46918/qpep0912