Politik Teritorial dan Perampasan Tanah-Hutan di Desa Lingkar Tambang Bijih Besi, Kecamatan Lede, Kabupaten Taliabu, Provinsi Maluku Utara

  • Rahmat Hidayat Universitas Gadja Mada
Keywords: Mange People, Forests, Territorialisation, Resistance, Concessions

Abstract

The country's territorial politics that divide natural resources into specific arrangements, such as the determination of forest areas, has facilitated the presence of PT. Adidaya Tangguh in the Taliabu forest. Its presence has usurped traditional community ownership rights over its natural resources (land and forest). This condition does not make the community to remain silent. Various methods have been taken into account, from contesting the tribal ulayat land discourse, to the resistance movement through demonstrations that hold companies accountable for the losses they experience. This article aims to explore how the traditional landscape form of the Mange tribe and how mining expansion which is facilitated by all state instruments is resisted by the community.

This research was carried out in two villages around the mine in Lede Subdistrict, Tolong and Todoli Villages, Taliabu District, North Maluku between June and August 2019. Data was collected using in-depth interview and observation. The informants in this study consisted of three elements: first, Mining Officers of North Maluku Province, second, PT. Adidaya Tangguh employees, and third, the village community in  around mining company.

The research findings indicate the existence of local concepts related to the meaning of space by the Mange people in the villages of Todoli and Tolong who had lived in the form of a unitary autonomous local institutions, small communities called Soa long before the existence of an independent Indonesian state as a nation. The traditional territorial concept of the Mange people regarding forest land is no longer considered as a primary forest (kalia) which is sacred to the Mange tribal community, but as a unity of hamlets and memorial heritages of the ancestors of the Mange tribe. After carrying out the incorporation of the modern government system, the Mange tribe was gradually weakened. The expansion of mining capital to their regions facilitated by local governments has taken and destroyed their forests. This appropriation has caused turmoil in the community in the form of open resistance, by sounding their demands to PT. Adidaya Tangguh through adat resistance movements and farmers in the villages of Todoli and Tolong. This resistance got repression, violence and terror from the state.

References

Achmaliadi dan Rachman, N. F. 2012. “Adat Sebagai Siasat Perjuangan dalam Gerakan-Gerakan Agraria di Indonesia”, Jurnal Wacana, 28:13-56.

Anindita, F. 2016. Masyarakat Adat, Penguasaan Hutan Adat, dan Konsesi Pertambangan: Masyarakat Adat Cek Bocek vs Newmont Nusa Tenggara dalam Konflik Agraria Masyarakat Hukum Adat atas Wilayahnya di Kawasan Hutan. Jakarta: KOMNASHAM RI.

Ardianto, H. T. 2016. Mitos Tambang untuk Kesejahteraan.Yogyakarta: PolGov.

Arizona, Y.; Siti Rakhma, M. H.; dan Erasmus, C. 2014. Kembalikan Hutan Adat Kepada Masyarakat Hukum Adat: Anotasi Putusan Mahkamah Konstitusi Perkara No. 35/PUU-X/2012 mengenai Pengujian Undang-Undang Kehutanan. Jakarta: Perkumpulan HUMA Indonesia.

Atang, A. 2018. Gerakan Sosial dan Kebudayaan: Teori dan Strategi Perlawanan Masyarakat Adat Atas Serbuan Investasi Tambang. Malang: Intrans Publishing.

Baswir, R. 2006. Mafia Berkeley dan Krisis Ekonomi Indonesia. Yogyakarta: Pustaka pelajar

Bender, J. A. 2017. “Desentralisasi dan Pemerintahan Desa di Indonesia”, Jurnal Wacana, 37:79-104.

Dinas Pertambangan Provinsi Maluku Utara. 2017. Tabel 32 SK Operasi Produksi Tambang Bijih Milik Salim Grup. Ternate: Dinas Pertambangan Provinsi Maluku Utara.

Balai KSDA Maluku. 2013. Dokumen Rencana Pengelolaan Kawasan Cagar Alam Pulau Taliabu TAHUN 2013 – 2022. Ambon: Kementrian Kehutanan, Ditjen Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam, Balai Konservasi Sumber Daya Alam Maluku.

Fakih, M. 2009. Runtuhnya Teori Pembangunan dan Globalisasi. Yogyakarta: Insist.

Gao, Y. 2016. “Revolutionary Rural Politics: The Peasant Movement in Guangdong and Its Social-Historical Background, 1922–1926”, Sage Journal, 42:162-187.

Greenberg, M. J. 2003. “The Fight for the West: A Political Ecology of Land Use Conflicts in Arizona”, Human Organization Journal, 62:289-298.

Gustian, D. 2014. “Teritorialisasi dan Perubahan Penghidupan Rakyat” dalam Gustian, D.; Astuti, N.K.; Hajaruddin, F. R. N.; Waode, N.; Anita, T.S., Desriko (ed.), Politik Ruang dan Perlawanan: Kisah Konflik atas Ruang di Tingkat Lokal. Bogor: JKPP, 7-22.

Hadi, S.; Salamuddin D.; Afrimadona S.; Darmastuti E.; dan Pratiwi I.N. 2012. Kudeta Putih: Reformasi dan Pelembagaan Kepentingan Asing Dalam Ekonomi Indonesia. Jakarta: Indonesia berdikari.

Hall, Hirsch dan Li. 2013. Powers And Exclustion: Land Dilemmas in Southeast Asia. North America: University of Hawaii Press.

Haryatmoko. 2014. Etika Politik dan Kekuasaan. Jakarta: Kompas.

Harvey, D. 2009. Neoliberalisme dan Restorasi Kelas Kapital. Yogyakarta: Resist Book.

Klinken, V.G dan Berenschot, Ward. 2019. “Citizenship in Indonesia: Perjuangan Atas Hak, Identitas, dan Partisipasi” dalam Klinken, W. B., Citizenship in Idonesia: Perjuangan Atas Hak, Identitas, dan Partisipasi. Jakarta: YOI, 1-42.

Klinken, V.G 2007. Perang Kota Kecil: Kekerasan Komunal dan Demokratisasi di Indonesia. Jakarta: YOI.

Kristeva, N. S. 2015. Kapitalisme, Negara dan Masyarakat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Lefebvre, H. 2009. State, Space, World: Selected Essayss. London: University of Minnesota Press.

Lenin. 2000. Negara dan Revolusi: Ajaran Marxis Tentang Negara dan Tugas-tugas Proletar di dalam Revolusi. Yogyakarta: Fuspad.

Li, M. 2010. “Indegeneity, Capitalism, and Management of Dispossession”, the University of Chicago Press Journals, 51:385-414.

Marzali, A. 2015. Antropologi dan Pembangunan Indonesia. Jakarta: Kencana.

McCarthy, J. Vel, F. dan Affif, S. 2012. “Arah Pergerakan Akuisisi dan penutupan lahan: Skema-Skema Pengembangan, Pengambilalihan Semu, dan akuisisi Lahan Atas Nama Lingkungan di Luar Jawa”, Jurnal Wacana, 37:15-70.

Moore, M. 2017. Territory, Boundaries, and Collective Self-Determination. Kanada: Quens University Kingston.

Mulyanto, D. 2012. Geneologi Kapitalisme: Antropologi dan Ekonomi Politik Pranata Eksploitiasi Kapitalistik. Yogyakarta: Resistbooks.

Nurlansi, W. 2014. “Perlawaan masyarakat Sambandete-Lawandawe dalan Melawan Perampasan Tanah” dalam Gustian, D., Politik Ruang dan Perlawanan: Kisah Konflik atas Ruang di Tingkat Lokal. Bogor: JKPP, 85-124.

Peluso, N. L. 2006. Hutan Kaya, Rakyat Melarat: Penguasaan Sumberdaya dan Perlawanan di Jawa. Jakarta: Kophalindo.

Pujiastuti D. W.; Vegitya., R. P.; Muhammad, Y.; dan Muhammad, B.A. 2014. "Land Grabbing" Bibliografi Bernotasi. Yogyakarta: STPN Press.

Pramono, A. H. 2014. “Perlawanan atau Pendisiplinan?: Sebuah Refleksi Kritis Atas Pemeraan Wilayah Adat”, Jurnal Wacana, 33:199-233.

Rachman, N. F. 2012. Land Reform Dari Masa Ke Masa. Yogyakarta: STPN Press.

Rachman, N. F. 2018. “Re-reviewing the Theorization of Decentralization, Community Driven Development, and Agrarian Capitalization”, Jurnal Bhumi. 4:1-22.

__________. 2014. “Masyarakat Hukum Adat Adalah Bukan Penyandang Hak, Bukan Subjek Hukum, dan Bukan Pemilik Wilayah Adat”, Jurnal Wacana, 33:25-48.

Ramli, A. 2015. “Perlawanan Adat Berdaulat: Ideologi dan Epistemologi” dalam Topatimasang, R. (ed.), Adat Berdaulat: Melawan Serbuan Kapitalisme Aceh. Yogyakarta: InsistPress, 22-48.

Saluang, S. 2014. Perampasan Ruang Hidup Melalui Pendekatan Tubuh. Bogor: Sajogyo Institute, Working Paper No. 7.

Sangaji, A. 2000. PLTA Lore Lindu: Orang Lindu Menolak Pindah. Palu: Yayasan Tanah Merdeka.

Singh, R. 2010. Gerakan Sosial Baru. Yogyakarta: Resist Book.

Smith, A. 2003. “Lanscape Representation: Place and Identity In Nineteent-Century Ordonance Survey Maps of Irlend dalam Strathern, P.J. (ed.), Lanscape, Memory and History: Anthropological Perspectives. London: PlutoPress, 71-88.

Spradley, J. P. 2007. Metode Etnografi. Yogyakarta: Tiara Wacana

Subangun, E. 2016. Bengkel Individu Modern: Disiplin Tubuh. Yogyakarta: LKIS.

Wance, M. dan Raoda .M. J. 2019. “Modalitas Dinasti Ahmad HIdayat Mus Pada Pemilihan Kepala Daerah di Maluku Utara 2018”, Jurnal Sosiohumaniora. 21:256-268.

Wibowo, L.R., C. Woro M.R., Subarudi. 2009. Konflik Sumber Daya Hutan dan Reforma Agraria: Kapitalisme Masuk Desa. Yogyakarta: Alfamedia dan Palma Fodation.

Published
2020-06-20
How to Cite
Hidayat, R. (2020). Politik Teritorial dan Perampasan Tanah-Hutan di Desa Lingkar Tambang Bijih Besi, Kecamatan Lede, Kabupaten Taliabu, Provinsi Maluku Utara. Emik, 3(1), 1-16. https://doi.org/10.46918/emik.v3i1.491
Section
Articles