UPAYA PENINGKATAN DAYA DUKUNG LAHAN DI DAS JENEBERANG HULU MELALUI FOCUS GROUP DISCUSSION (FGD)DAN ANALITICAL HIERARCY PROCESS (AHP).
Abstract
Penyusunan rencana tata ruang wilayah yang tidak sesuai dengan daya dukung lingkungan dapat menimbulkan permasalahan lingkungan, untuk itulah penentuan daya dukung lingkungan kemudian diatur dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup RI No 17 tahun 2009. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) Status daya dukung lahan sawah di Sub DAS Lengkese, 2) Mencari upaya meningkatkan daya dukung lahan sawah di Sub DAS Lengkese. Penelitian ini dilaksanakan di Sub DAS Lengkese meliputi 2 (dua) Kecamatan yaitu Kecamatan Tinggimoncong dan Kecamatan Parigi. Pada penelitian ini variabel yang dianalisis adalah daya dukung lahan sawah di Sub DAS Lengkese. Jenis penelitian ini adalah eksploratif dengan menggunakan metode survey dan pengukuran langsung dilapangan dan dilakukan wawancara dengan menggunakan kuisioner serta melakukan diskusi melalui Focus Group Discussion (FGD) dengan petani, penyuluh pertanian dan stakeholder pada unit lahan yang memiliki aktivitas pertanian sawah. Analisis daya dukung lahan berdasarkan pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup RI No 17 tahun 2009, upaya peningkatan daya dukung lahan dengan Focus Group Discussion (FGD) dan Analitical Hierarcy Process (AHP). Hasil Penelitian diperoleh semua desa di Sub DAS Lengkese berstatus Surplus karena nilai kebutuhan lahan (DL) lebih rendah dari ketersediaan lahan (SL) yang menunjukkan bahwa ketersediaan lahan setempat di suatu wilayah masih dapat mencukupi kebutuhan akan produk hayati di wilayah tersebut. Upaya peningkatan daya dukung lahan lebih memprioritaskan pada komponen dukungan prasarana, dukungan sarana, dan produktivitas lahan.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.