Ritual Pangewarang

Tahapan, Pantangan, dan Identitas Komunitas Kaluppini di Kabupaten Enrekang

  • Wahyu Chandra Hasanuddin University
Keywords: Kaluppini, Ritual, Islam, Acculturation, Pangewarang

Abstract

Pangewarang is an eight-year ritual of the Kaluppini indigenous community in Enrekang Regency, South Sulawesi. This ritual is a form of acculturation between Islamic and pre-Islamic beliefs. In many parts of this ritual, there are Islamic elements in it. This ritual has also become the Islamic identity of the Kaluppini people, which is different from other communities.

This study was conducted using qualitative approach. There 19 informants participated in this study, consisting of three religious leaders, four traditional figures, two shaman (sando), chair of Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Massenrempulu, three community leaders and six members of the Kaluppini community. Data was collected using the combination of  observation  and in-depth interview.

The results shows that the implementation of the Pangewarang ritual among Kaluppini people indicates how religion and tradition are acculturated, inseparable, and complementary. Besides, the existence of Pangewarang rituals in Kaluppini has also formed an identity and gave meaning to the lives of Kaluppini people. This study is in line with the view of Hans Mol (1986) which states that there are four roles of religion in the formation of the community's identity. First, religious beliefs give a deep meaning to events that occur in society, as well as provide meaning that is fundamental to people's lives. Second, religion forms a transcendental order for a society that has two functions, namely to regulate, organize, and guarantee order in society, as well as a source of legitimacy. Third, religion can awaken and strengthen emotional ties or commitment in society. The sameness of belief and faith is a powerful glue for social ties in society and the fourth is that religion in the form of ritual can strengthen the sense of togetherness in society, which in turn will strengthen the sense of belonging and social identity in a society.

References

Arikunto, S. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Arifin, M. 2016. “Islam dan Akulturasi Budaya Lokal di Aceh. Studi terhadap Ritual Rah Ulei di Kuburan dalam Masyarakat Pidie Aceh.” Jurnal Ilmiah Islam Futura, Februari, 15(2):251-284.

Asnawan. 2011. “Islam dan Akultrurasi Budaya Lokal di Indonesia,” Jurnal Falasifa, September, 2(2):85-95.

Azra, A. 1999. Konteks Berteologi di Indonesia: Pengalaman Islam. Jakarta: Paramadina.

Baskara, B. 2016. Islam Bajo: Agama Orang Laut. Banten: Javanica.

Muliyawan, B., Basuni, S., Nandi, K. 2013. “Kearifan Tradisional Perlindungan dan Pemanfaatan Sumberdaya Hutan oleh Suku Kanume di Taman Nasional Wasur”, Media Konservasi, Desember, 18(3):142-151.

Buhori. 2017. “Islam dan Tradisi Lokal di Nusantara. Telaah Kritis terhadap Tradisi Pelet Betteng pada Masyarakat Madura dalam Perspektif Hukum Islam,” Jurnal Al-Maslahah, 2 Oktober. 13(2): 229-246.

Buijs, K. 2009. Kuasa Berkat dari Belantara dan Langit. Struktur dan Transformasi Agama Orang Toraja di Mamasa Sulawesi Barat. Makassar: Ininnawa.

Dahyar, M. 2016. Tradisi Maccera Manurung di Kaluppini Kabupaten Enrekang: Studi Kebudayaan Islam. Skripsi , Fakultas Adab dan Humaniora di Universitas Islam Makassar.

Eliade, M. 1974. The Myth of the Eternal Return or Cosmos and History (Terjemahan). New York: Princeton University Press.

Ernawi. 2009. Kearifan Lokal Dalam Perspektif Penataan Ruang. Makalah utama pada Seminar Nasional Kearifan Lokal Dalam Perencanaan dan Perancangan Lingkungan Binaan Arsitektur, Universitas Merdeka, Malang, 21 Oktober 2009.

Geertz, C. 1992. Tafsir Kebudayaan (Terjemahan). Yogyakarta: Kanisius.

Hartanto, J. R. 2014. “Wujud Sinkretisme Religi Aluk Todolo dengan Agama Kristen Protestan,” Jurnal Teologia, Januari-Juni, 25(2):10-45.

Humaini, A. 2015. “Ritual, Kepercayaan Lokal dan Identitas Budaya Masyarakat Ciomas Banten,” Jurnal El-Harakah, 17(2):157-181.

Ihromi, T. O. 2016. Pokok-pokok Antropologi Budaya. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Jung, C.G. 1979. Man and His Symbols. New York: Doubleday.

Katimin, 2002. “Hubungan Budaya dan Agama dalam Islam,” Jurnal Indo-Islamika, 1(2):163-180.

Kaptein, Nico. 1994. Perayaan Hari Lahir Nabi Muhammad, SAW. Jakarta: INIS.

Koentjaraningrat. 1958. Metode-metode Antropologi dalam Penyelidikan-Penyelidikan Masyarakat dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Universitas Indonesia.

Mansyur, Z. 2005. “Tradisi Maulid dalam Masyarakat Sasak,” Jurnal Ulumuna, Volume IX, Januari-Juni, 15(1):90-103.

Mattulada. 1998. Sejarah, Masyarakat, dan Kebudayaan Sulawesi Selatan. Makassar: Hasanuddin University Press.

Mattulada. 2015. Latoa: Antropologi Politik Orang Bugis. Yogyakarta: Ombak.

Mol, H. 1986, “Religion and Identity: A Dialectic Interpretation of Religious Phenomena”, dalam Hayes, V.C. (ed.), Identity Issues and World Religions, Bedford Park, Australia: Australian Association for the Study of Religion.

Munir, M. 1993. “Adat Istiadat yang Berhubungan dengan Upacara dan Ritus Kematian di Madura”, dalam Kontjaraningrat (ed.), Ritus Peralihan di Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 222-238.

Mustofo. 2014. Tradisi Legenanan di Desa Kluwih, Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Tesis, Fakultas Adab dan Ilmu Budaya, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogjakarta.

Nadia, Z. 2011. “Tradisi Maulid pada Masyarakat Mlangi Yogyakarta,” Jurnal Esensia, Januari 7(1):367-384.

Nawawi, H dan Martini, M. 1994. Penelitian Terapan. Yogyakarta: Gajahmada University.

Rahman, A. A. 2012. “Masyarakat Lereng Merapi Yogyakarta: Sebuah Kajian Literatur,” Jurnal Indo-Islamika, 1(2):157-162.

Rustan, A. S. 2018. Pola Komunikasi Orang Bugis: Kompromi antara Islam dan Budaya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sewang, A. 2005. Islamisasi Kerajaan Gowa (Abad XVI sampai Abad XVII). Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Simanjuntak, B. A. 2016. Tradisi, Agama, dan Akseptasi Modernisasi pada Masyarakat Pedesaan Jawa (edisi revisi). Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Smith, H. 2001. Agama-agama Manusia (Terj.). Penerbit: Yayasan Obor Indonesia, Jakarta.

Subarman, M. 2014. “Pergumulan Islam dengan Budaya Lokal di Cirebon: Perubahan Sosial Masyarakat dalam Upacara Nadran di Desa Astana, Sirnabaya, Mertasinga, Kecamatan Cirebon Utara”, Jurnal Holistik, 15(2): 329-391.

Tambiah, S. 1990. Magic, Science, Religion, and the Scope of Rationality. New York: Cambrige University Press.

Widiana, N. 2015. “Pergumulan Islam dengan Budaya Lokal: Studi Kasus Masyarakat Samin di Dusun Jepang Bojonegoro,” Jurnal Teologia, Juli-Desember, 26(2):154-182.

Published
2019-12-15
How to Cite
Chandra, W. (2019). Ritual Pangewarang. Emik, 2(2), 160-179. Retrieved from http://ejournals.umma.ac.id/index.php/emik/article/view/278
Section
Articles