This is the html version of the file http://ejournals.umma.ac.id/index.php/equals/article/view/49.
Google automatically generates html versions of documents as we crawl the web.
EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) PADA SISWA KELAS VII SM
Page 1
JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN MATEMATIKA
Volume 1, Nomor 1, Desember 2018
ISSN: 2622-2329 (Cetak), 2622-2442 (Online)
Available online at https://ejournals.umma.ac.id/indeks.php/equals
35
EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN
MODEL KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT)
PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 PALLANGGA KABUPATEN
GOWA
Rezki Ramdani
Pendidikan Matematika, Universitas Muhammadiyah Makassar
rezkiramdani.darmuh@yahoo.co.id
ABSTRAK
Penelitian ini merupakan penelitian pre-eksperimen yang melibatkan satu kelas eksperimen yang
bertujuan untuk mengetahui efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games
Tournament (TGT) dalam pembelajaran matematika pada siswa kelas VII SMP Negeri 3 Pallangga
Kabupaten Gowa tahun ajaran 2017/2018. Sedangkan keefektifan pembelajaran ditinjau dari tiga
aspek, yaitu: ketuntasan belajar secara klasikal, aktivitas siswa, dan respon siswa. Suatu
pembelajaran dikatakan efektif jika paling sedikit tiga dari empat aspek di atas terpenuhi, dengan
syarat aspek aktivitas siswa dan ketuntasan belajar secara klasikal terpenuhi. Desain penelitian
yang digunakan adalah one group pretest-posttest design, yaitu sebuah eksperimen yang
melibatkan satu kelompok yang diberi pre-test (O1), diberi suatu treatment (X) dan diberi post-
test (O2). Penelitian dilaksanakan selama 6 kali pertemuan. Teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah tes hasil belajar yang diberikan kepada siswa pada akhir pokok bahasan,
lembar observasi untuk mengamati aktivitas siswa selama proses pembelajaran dan kemampuan
guru dalam mengelola pembelajaran serta angket respon siswa untuk mengetahui tanggapan dan
saran siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament
(TGT). Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa: (1) skor rata-rata hasil belajar matematika
siswa adalah 85,113 dan berada pada kategori tinggi dengan standar deviasi 11,09 dimana skor
terendah yang diperoleh 50,91 dan skor tertinggi 100,00 dari skor ideal 100. Dari hasil tersebut
diperoleh 28 siswa atau 87,5% mencapai ketuntasan individu dan ini berarti bahwa ketuntasan
secara klasikal tercapai; (2) rata-rata persentase frekuensi aktivitas siswa yang berkaitan dengan
kegiatan pembelajaran mengalami peningkatan; (3) angket respon siswa menunjukkan 91,56%
siswa memberikan respon positif terhadap pembelajaran kooperatif tipe Teams Games
Tournament (TGT); (4). Berdasarkan hasil penelitian maka model pembelajaran kooperatif tipe
Teams Games Tournament (TGT) efektif diterapkan dalam pembelajaran matematika pada siswa
kelas VII SMP Negeri 3 Pallangga Kabupaten Gowa.
Kata Kunci: Eksperimen, Teams Games Tournament
ABSTRACT
This research is a pre-experimental study involving one class of experiment which aims to
determine the effectiveness of the cooperative learning model of the Teams Games Tournament
(TGT) type in mathematics learning in seventh grade students of SMP Negeri 3 Pallangga, Gowa
Regency 2017/2018 academic year. While the effectiveness of learning is viewed from three
aspects, namely: classical learning completeness, student activity, and student response. A
learning is said to be effective if at least three of the four aspects above are fulfilled, with the
condition that aspects of student activity and mastery of learning in a classical manner are fulfilled.
The research design used was one group pretest-posttest design, which is an experiment involving
one group given a pre-test (O1), given a teratmen (X) and given a post-test (O2). The study was
conducted in 6 meetings. Data collection techniques used are test results of learning given to
students at the end of the subject, observation sheet to observe student activities during the

Page 2
Ramdani
EQUALS Vol. 1, No. 1, Desember 2018
36
learning process and the ability of teachers to manage learning and student response
questionnaires to determine students' responses and suggestions for the implementation of
cooperative learning Teams Games type Tournament (TGT). The results of descriptive analysis
show that: (1) the average score of students' mathematics learning outcomes is 85.113 and is in
the high category with a standard deviation of 11.09 where the lowest score obtained is 50.91 and
the highest score is 100.00 from the ideal score of 100. From the results were obtained by 28
students or 87.5% achieving individual completeness and this meant that classical completeness
was achieved; (2) the average frequency percentage of student activities related to learning
activities has increased; (3) student response questionnaire shows 91.56% of students give a
positive response to cooperative learning type Teams Games Tournament (TGT); (4). Based on the
results of the study, the cooperative learning model of the Teams Games Tournament (TGT) type
was effectively applied in mathematics learning in class VII students of SMP Negeri 3 Pallangga,
Gowa Regency.
Keywords: Experiments, Teams Games Tournament
A. PENDAHULUAN
Pendidikan saat ini sudah mengalami perubahan
yang sangat pesat. Berbagai cara pembelajaran atau
model pembelajaran juga telah banyak digunakan
dalam proses pembelajaran. Supaya terwujud
pembelajaran yang dapat menuntun peserta didik
mencapai tujuan yang telah ditetapkan, diharapkan
guru mengupayakan suasana kelas selama
pembelajaran berlangsung berada pada kondisi yang
menyenangkan dan menarik perhatian siswa. Hal ini
dikarenakan pembelajaran akan efektif apabila
dilakukan dalam keadaan yang menyenangkan.
Matematika adalah mata pelajaran yang memiliki
peranan penting dalam berbagai disiplin ilmu
pengetahuan dan memajukan daya pikir manusia.
Mata pelajaran matematika diberikan kepada peserta
didik dari SD sampai dengan SMA supaya membekali
peserta didik untuk berpikir logis, sistematis, kritis,
kreatif serta kemampuan untuk bekerjasama. Banyak
masalah yang dihadapi dalam pembelajaran
matematika, diantaranya hanya beberapa siswa yang
aktif dalam pembelajaran, siswa lebih suka bermain
selama proses pembelajaran sehingga tidak
merespon materi yang disampaikan oleh gurunya.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan
guru mata pelajaran matematika SMP Negeri 3
Pallangga Kab. Gowa diperoleh bahwa rendahnya
hasil belajar siswa dikarenakan oleh sikap tidak
peduli siswa dalam proses pembelajaran.Dari data
yang diperoleh oleh peneliti sebelum melakukan
penelitian eksperimen diperoleh nilai rata-rata 75
(KKM = 75) ada 3 siswa atau 9,375% dan memperoleh
<75 (tidak tuntas) berjumlah 29 siswa atau 90,625%.
Dari permasalahan di atas salah satu alternatif
untuk memecahkan masalah tersebut adalah melalui
pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif
memungkinkan siswa lebih aktif dalam proses
pembelajaran, memberikan kesempatan kepada
siswa untuk saling berinteraksi dan bertukar
pendapat dengan siswa lainnya. Dari berbagi macam
tipe pembelajaran kooperatif, peneliti tertarik pada
tipe Teams Games Tournament (TGT) sebagai suatu
metode pembelajaran yang diharapkan mampu
meningkatkan hasil belajar dan minat siswa terhadap
pelajaran matematika serta menjadikan siswa aktif
dalam proses belajar matematika. Model
pembelajaran kooperatif tipe Teams Games
Tournament (TGT) diawali dengan Penyajian Kelas
(Class Presentations), dimana guru menyampaikan
tujuan pembelajaran, pokok materi dan penjelasan
singkat tentang LKS yang dibagikan. Kegiatan ini
biasanya dilakukan dengan pengajaran langsung atau
dengan ceramah yang dilakukan oleh guru. Setelah
class presentations guru membentuk kelompok
(Team) setiap kelompok terdiri dari 4 sampai 6 orang
siswa berdasarkan kriteria kemampuan (prestasi),
jenis kelamin, etnik dan ras. Selanjutnya adalah
permainan (Game) dimainkan pada meja turnamen
atau lomba oleh 3 orang peserta didik yang mewakili
tim atau kelompoknya masing-masing. Peserta didik
memilih kartu bernomor dan mencoba menjawab
pertanyaan yang sesuai dengan nomor itu. Peserta
didik yang menjawab benar pertanyaan itu akan
mendapat skor. Skor ini yang nantinya dikumpulkan
peserta didik untuk turnamen. Selanjutnya
pertandingan atau lomba (Tournament) guru
membagi peserta didik ke dalam beberapa meja

Page 3
Efektivitas Pembelajaran Matematika Melalui Penerapan Model TGT
37
turnamen atau lomba. Tiga peserta didik tertinggi
prestasinya dikelompokkan pada meja I, tiga peserta
didik selanjutnya pada meja II dan seterusnya.
Terakhir adalah penghargaan Kelompok (Team
Recognition) Tim atau kelompok mendapat julukan
Super Team jika rata-rata skor 50 atau lebih, Great
Team apabila rata-rata mencapai 50-40 dan Good
Team apabila rata-ratanya 40 kebawah.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian yang berjudul
“Efektivitas Pembelajaran Matematika Melalui
Penerapan Model Kooperatif Tipe Teams Games
Tournament (TGT) Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 3
Pallangga Kab. Gowa”.
B. METODE
Jenis penelitian ini adalah penelitian pra-
eksperimen yang melibatkan satu kelas yang akan
diberi perlakuan (treatment). Desain pada penelitian
ini adalah one-group pretest-posttest design. Dimana
desain penelitian yang digunakan dapat dilihat pada
tabel 1 berikut ini.
Tabel 1. One Group Pretest-Posttest Design
Pretest
Treatment
Posttest
O1
X
O2
Sumber: Sugiyono (2012: 111)
Keterangan :
O1
: Nilai pretest sebelum diterapkan model
kooperatif tipe TGT
O2
: Nilai posttest setelah diterapkan model
kooperatif tipe TGT
Adapun yang menjadi satuan eksperimen dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP
Negeri 3 Pallangga Kabupaten Gowa tahun ajaran
2017/2018 yang terdiri atas 7 (tujuh) kelas dengan
penyebaran yang homogeny. Pemilihan unit
eksperimen adalah dengan teknik Simple Random
Sampling sehingga yang terpilih adalah kelas VII.7
SMP Negeri 3 Pallangga Kabupaten Gowa. Terdapat
tiga indikator keefektifan yang digunakan, yaitu:
ketuntasan hasil belajar, aktivitas siswa dalam
pembelajaran matematika, respon siswa terhadap
pembelajaran matematika. Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Tes Hasil Belajar Matematika
2. Lembar Observasi Aktivitas Siswa dalam Proses
Pembelajaran Matematika
3. Angket Respon Siswa dalam Proses Pembelajaran
Matematika
Data yang terkumpul selanjutnya diolah dengan
menggunakan dua macam analisis statistika, yaitu
analisis statistika deskriptif dan analisis statistika
inferensial.
C. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil Penelitian
a. Hasil Analisis Deskriptif
Analisis statistika deskriptif dimaksud untuk
menggambarkan karakteristik subjek penelitian
sebelum dan sesudah pembelajaran matematika
melalui model pembelajaran kooperatif tipe Teams
Games
Tournament
(TGT),
keterlaksanaan
pembelajaran matematika, aktifitas siswa selama
proses pembelajaran, serta respon siswa terhadap
model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games
Tournament (TGT) pada siswa kelas VII SMP Negeri 3
Pallangga Kabupaten Gowa. Deskripsi masing-masing
hasil analisis tersebut diuraikan sebagai berikut
1) Deskripsi Hasil Belajar Siswa
a) Deskripsi Hasil Belajar Siswa Sebelum Penelitian
(Pre-Test)
Data hasil belajar siswa sebelum penelitian
(pretest) pada siswa kelas VII SMP Negeri 3 Pallangga
Kabupaten Gowa, selanjutnya dianalisis deskriptif
terhadap nilai tes sebelum penelitian yang diberikan
pada siswa yang diajar dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 2 Statistik Skor Hasil Belajar Matematika
Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Pallangga Kabupaten
Gowa 7 Sebelum Penelitian
Pada tabel 2 di atas dapat dilihat bahwa skor rata-
rata hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri 3
Statistik
Nilai
Skor ideal
100,00
Skor terendah
12,73
Skor tertinggi
61,82
Rentang skor
49,09
Rata-rata skor
28,295
Standar deviasi
12,596

Page 4
Ramdani
EQUALS Vol. 1, No. 1, Desember 2018
38
Pallangga Kabupaten Gowa sebelum proses belajar
mengajar dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Teams Games Tornament (TGT)
adalah 28,295 dari skor ideal 100 yang mungkin
dicapai oleh siswa dengan standar deviasi 12,596.
Skor yang dicapai oleh siswa tersebar dari skor
terendah 12,73 sampai dengan skor tertinggi 61,82
dengan rentang skor 49,09. Jika hasil belajar
matematika siswa di kelompokkan ke dalam 5
kategori maka diperoleh distribusi frekuensi dan
persentase sebagai berikut :
Tabel 3 Distribusi Frekuensi dan Persentasi Skor
Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP Negeri
3 Pallangga Kabupaten Gowa
Skor
Kategori
Frekuensi Persentase
0 – 64 Sangat rendah
32
100
65 – 74 Rendah
0
0
75 – 79 Sedang
0
0
80 – 89 Tinggi
0
0
90 –100 Sangat tinggi
0
0
Jumlah
32
100
Pada tabel 3 di atas menunjukkan bahwa dari 32
siswa kelas VII, siswa yang memperoleh skor pada
interval 0 – 64 sebanyak 32 siswa (100%), yang
memperoleh skor pada interval 65 – 74, 75 – 79, 80 –
89 dan 90 – 100 tidak ada. Setelah skor rata-rata hasil
belajar siswa sebesar 28,295 dikonversi ke dalam 5
kategori di atas, maka skor rata-rata hasil belajar
matematika siswa kelas VII SMP Negeri 3 Pallangga
Kabupaten Gowa sebelum diajar dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
Teams Games Tournament (TGT) tergolong sangat
rendah.
Selanjutnya data hasil belajar sebelum
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
Teams Games Tournament
(TGT) (pretest)
dikategorikan berdasarkan kriteria ketuntasan dapat
dilihat pada tabel 4 sebagai berikut :
Tabel 4 Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar Siswa
Sebelum Penelitian
Interval
skor
Kategori
Frekuensi Persentase
0 – 74 Tidak tuntas
32
100
75 – 100 Tuntas
0
0
Kriteria seorang siswa dikatakan tuntas belajar
apabila memiliki nilai paling sedikit 75. Dari tabel 4 di
atas terlihat bahwa jumlah siswa yang tidak
memenuhi kriteria ketuntasan individu adalah 32
orang atau 100% dari jumlah keseluruhan siswa,
sedangkan yang memenuhi kriteria ketuntasan
individu dari jumlah seluruh siswa tidak ada.
Berdasarkan deskripsi di atas dapat ditarik
kesimpulan bahwa hasil belajar siswa kelas VII SMP
Negeri 3 Pallangga Kabupaten Gowa sebelum
diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe
Teams Games Tournament (TGT) tergolong sangat
rendah dan tidak memenuhi Kriteria Ketuntasan
Minimak (KKM).
b) Deskripsi Hasil Belajar Siswa Setelah Penelitian
(Posttest)
Data hasil belajar siswa setelah menggunakan
model kooperatif tipe Teams Games Tournament
(TGT) (posttest) pada siswa kelas VII SMP Negeri 3
Pallangga Kabupaten Gowa, selanjutnya dianalisis
dengan menggunakan analisis statistik deskriptif yang
hasilnya dilihat pada tabel 5 berikut :
Tabel 5 Statistik Skor Hasil Belajar Matematika Siswa
Kelas VII SMP Negeri 3 Pallangga Kabupaten Gowa
Setelah Dilakukan Penelitian
Pada tabel 5 di atas dapat dilihat bahwa skor rata-
rata hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri 3
Pallangga Kabupaten Gowa setelah dilakukan proses
belajar mengajar dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Teams Games
Tournament (TGT) adalah 85,113 dari skor ideal 100
yang mungkin dicapai oleh siswa, dengan standar
deviasi 11,019. Skor yang dicapai oleh siswa tersebar
dari skor terendah 50,91 sampai dengan skor
tertinggi 100,00 dengan rentang skor 49,09. Jika hasil
belajar matematika siswa dikelompokkan ke dalam 5
kategori, maka diperoleh distribusi frekuensi dan
persentase sebagai berikut :
Statistik
Nilai
Skor ideal
100,00
Skor terendah
50,91
Skor tertinggi
100,00
Rentang skor
49,09
Rata-rata skor
85,113
Standar deviasi
11,019

Page 5
Efektivitas Pembelajaran Matematika Melalui Penerapan Model TGT
39
Tabel 6 Distribusi Frekuensi dan Persentasi Skor Hasil
Belajar Matematika Siswa Kelas VII SMP Negeri 3
Pallangga Kabupaten Gowa
Skor
Kategori
Frekuensi Persentase
0 – 64 Sangat rendah
3
9,375
65 – 74 Rendah
1
3,125
75 – 79 Sedang
4
12,5
80 – 89 Tinggi
14
43,75
90 –100 Sangat tinggi
10
31,25
Jumlah
32
100
Pada tabel 6 di atas menunjukkan bahwa dari 32
siswa kelas VII SMP Negeri 3 Pallangga Kabupaten
Gowa, 3 siswa (9,375%) yang memperoleh skor pada
interval 0 – 64, 1 siswa (3,125%) yang memperoleh
skor pada interval 65 – 74, 4 siswa (12,5%) yang
memperoleh skor pada interval 75 – 79, 14 siswa
(43,75%) yang memperoleh skor pada interval 80 –
89, dan 10 siswa (31,25%) yang memperoleh skor
pada interval 90 – 100. Setelah skor rata-rata hasil
belajar matematika siswa sebesar 85,113 dikonversi
ke dalam 5 kategori di atas, maka skor rata-rata hasil
belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri 3
Pallangga Kabupaten Gowa setelah diajar dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
Teams Games Tournament (TGT) tergolong tinggi.
Selanjutnya data hasil belajar setelah
pembelajaran matematika dengan menggunakan
model kooperatif tipe Teams Games Tournament
(TGT) (posttest) dianalisis berdasarkan kriteria
ketuntasan pada tabel 7 sebagai berikut :
Tabel 7 Deskripsi Ketuntasan Hasil Belajar Siswa
Setelah Penelitian
Interval
skor
Kategori
Frekuensi Persentase
0 – 74 Tidak tuntas
4
12,5
75 – 100 Tuntas
28
87,5
Dari table 7 di atas terlihat bahwa siswa yang tidak
tuntas sebanyak orang (12,5%) sedangkan siswa yang
memenuhi kriteria ketuntasan individu sebanyak 28
siswa (87,5%), dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
siswa kelas VII SMP Negeri 3 Pallangga Kabupaten
Gowa setelah pembelajaran matematika melalui
model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games
Tournament (TGT) pada pokok bahasan Bilangan
Bulat tergolong tinggi dan sudah memenuhi kriteria
ketuntasan klasikal. Hal ini berarti bahwa model
kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT)
dapat membantu siswa untuk mencapai ketuntasan
klasikal.
Tabel 8 Klasifikasi Gain Ternormalisasi
Koefisien
Normalisasi
Gain
Jumlah
Siswa
Persentase
(%)
Klasifikasi
g < 0,3
0
0
Rendah
0,3 ≤ g < 0,7
6
40
Sedang
g ≥ 0,7
9
60
Tinggi
Rata – rata
0,74
Berdasarkan tabel 8 tampak bahwa peningkatan
kemampuan siswa setelah diajar melalui model
pembelajaran kooperatif tipe Teams Games
Tournamen berada pada klasifikasi tinggi maka dapat
disimpulkan bahwa secara deskriptif hasi lbelajar
matematika siswa memenuhi kriteria keefektifan.
2) Deskripsi Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa
Instrumen lembar pengamatan aktivitas siswa
digunakan untuk mengamati semua aktivitas siswa
selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
Pengamatan dilakukan oleh seorang pengamat
terhadap siswa yang terpilih sebagai sampel.
Prosedur pengamatan yang dilakukan pada saat
kegiatan pembelajaran berlangsung, pengamat
melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa
yang dominan muncul pada saat kegiatan
pembelajaran berlangsung berdasarkan indikator
yang ingin dicapai, berikutnya pengamat menuliskan
hasil pengamatannya pada lembar yang disediakan.
Selama kegiatan pembelajaran matematika
melalui model pembelajaran kooperatif tipe Teams
Games Tournament (TGT) berlangsung untuk pokok
bahasan Bilangan Bulat, siswa telah terlibat secara
aktif sehingga kegiatan pembelajaran matematika
melalui model kooperatif Teams Games Tournament
(TGT) berjalan sesuai indikator yang ingin dicapai.
Secara umum hasil analisis data aktivitas siswa
menunjukkan sebagian besar aktivitas siswa berada
pada kategori efektif. Aspek aktivitas (1), (2), (3), (4),
(5), (6), (7), dan (8) pada pertemuan pertama sampai
keempat berada pada kategori aktif dan aspek (9)
pada aktivitas siswa pasif.
Hasil pengamatan untuk pertemuan I sampai
dengan pertemuan IV menunjukkan bahwa:
1. Rata-rata persentase kehadiran siswa saat proses
pembelajaran mencapai 99,21%

Page 6
Ramdani
EQUALS Vol. 1, No. 1, Desember 2018
40
2. Rata – rata presentase siswa memperhatikan
penjelasan guru/teman mencapai 71,09%
3. Rata – rata presentase siswa mengajukan
pertanyaan kepada guru/teman jika ada hal-hal
yang belum dipahami mencapai 50,78%
4. Rata – rata presentase siswa yang bergabung
dengan kelompoknya dan mencermati serta
menyelesaikan aktivitas pada LKS yang dibagikan
oleh guru mencapai 99,21%
5. Rata – rata presentase siswa yang aktif
membandingkan dan mendiskusikan jawaban
dalam kelompok mencapai 71,09%
6. Rata – rata presentase siswa yang memilih kartu
bernomor dan menjawab pertanyaan sesuai
dengan nomor itu guna mendapatkan skor untuk
dimainkan di meja turnamen mencapai 99,21%
7. Rata – rata presentase siswa yang melakukan
turnamen. Siswa mengambil karu untuk
menentukan pembaca yang pertama, yaitu siswa
yang menarik nomor tertinggi. Pembaca pertama
mengocok kartu dan mengambil kartu yang
teratas, kemudian membaca dengan keras soal
yang berhubungan dengan nomor yang ada pada
kartu dan menjawabnya mencapai 99,21%
8. Rata – rata presentase siswa yang menulis
kesimpulan dari materi yang dipelajari mencapai
96,09%
9. Rata – rata presentase siswa yang melakukan
aktivitas tidak relevan dengan KBM (tidak
memperhatikan guru, mengantuk, mengganggu
teman, keluar dan masuk ruangan tampa izin, dll)
mencapai 49,99%.
Meskipun dalam beberapa pertemuan masih
terdapat beberapa aspek yang tidak sesuai dengan
indikator yang ingin dicapai, namun secara garis
besar aktivitas siswa kelas VII SMP Negeri 3 Pallangga
Kabupaten Gowa menurut kriteria keefektifan
aktivitas siswa pada Bab III pada pembelajaarn
matematika melalui pembelajaran kooperatif tipe
Teams Games Tournament (TGT) dapat dikategorikan
efektif. Hal ini dapat dilihat melalui rata-rata
persentase aktivitas siswa yang positif 85,73% dan
negatif 49,99% untuk setiap aspek atau indikator
selama 4 kali pertemuan.
3) Deskripsi Hasil Respon Siswa
Instrument yang digunakan untuk memperoleh
data respon siswa adalah angket respon siswa. hasil
analisis data respon siswa terhadap pelaksanaan
model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games
Tournament (TGT) yang diisi oleh 32 siswa .
Berdasarkan terlihat bahwa hasil analisis data
respon siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran
matematika melalui model Kooperatif Tipe Teams
Games Tournament (TGT) pokok bahasan Relasi dan
Fungsi menunjukkan bahwa rata-rata respon positif
yang diberikan siswa 91,56%. Berarti dapat
disimpulkan bahwa respon siswa dalam
pembelajaran matematika melalui model Kooperatif
Tipe Teams Games Tournament (TGT) adalah positif.
Berdasarkan hasil analisis deskriptif di atas dapat
disimpulkan bahwa keterlaksanaan pembelajaran
matematika melalui model Kooperatif tipe Teams
Games Tournament (TGT) efektif, hasil belajar siswa
mengalami peningkatan, aktivitas siswa efektif, serta
respon siswa terhadap pembelajaran matematika
melalui model Kooperatif tipe Teams Games
Tournament (TGT) positif. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran matematika
melalui penerapan model Kooperatif tipe Teams
Games Tournament (TGT) efektif diterapkan pada
siswa kelas VII SMP Negeri 3 Pallangga Kabupaten
Gowa.
b. Hasil Analisis Inferensial
Untuk menguji hipotesis penelitian, sebelumnya
dilakukan dengan tahapan uji normalitas.
Berdasarkan hasil perhitungan komputer dengan
bantuan SPSS versi 20.0 diperoleh hasil sebagai
berikut :
1) Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah
skor rata-rata hasil belajar siswa (pretest-posttest)
berdistribusi normal. Kriteria pengujiannya adalah :
Jika
maka berdistribusi
normal.
Jika
maka berdistribusi tidak
normal.
Dengan menggunkan uji Kolmogorov-Smirnov ,
diperoleh nilai PValue = 0,175 pada taraf signifikan α
= 0,05 untuk data skor pretest. Kriteria pengujiannya
adalah data normal jika nilai PValue > α. Dari hasil
pengelolaan data terliahat bahwa nilai P = 0,175 > α =
0,05 berarti data normal. Sedangkan untuk data skor
posttest diperoleh nilai PValue = 0,115. Kriteria
pengujiannya yaitu data berdistribusi normal jika nilai
P > α. Dari hasil pengelolaan data terlihat P = 0,115 >

Page 7
Efektivitas Pembelajaran Matematika Melalui Penerapan Model TGT
41
α = 0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa data skor
pretest dan posttest berdistribusi normal.
2) Uji Hipotesis
Data berdistribusi normal dan bersifat homogen
maka memenuhi kriteria untuk digunakannya uji-t
one sample test untuk menguji hipotesis penelitian
yang telah dirumuskan pada Bab III. Kriteria
pengujiannya adalah tolak H0 jika nilai sign. < α.
Berdasarkan hasil pengelolaan data , diperoleh nilai
sign = 0,000 < α = 0,05. Hal ini berarti H0 ditolak dan
H1 diterima, yaitu hasil belajar siswa sebelum
dilakukan penelitian (pretest) lebih kecil dari pada
hasil belajar siswa setelah dilakukan pembelajaran
matematika melalui model kooperatif tipe Teams
Games Tournament (TGT) (posttest) pada pokok
bahasan Bilangan Bulat pada siswa kelas VII SMP
Negeri 3 Pallangga Kabupaten Gowa.
3) Uji Gain
Pengujian Normalized gain bertujuan untuk
mengetahui seberapa besar ketuntasan hasil belajar
siswa. Dari pengujian Normalized gain menunjukkan
indeks gain = 0,735. Hal ini berarti berada pada
interval g ≥ 0,7, maka dapat disimpulkan bahwa
peningkatan hasil belajar dikategorikan tinggi.
2. Pembahasan
a. Hasil Belajar Matematika Siswa
Menurut Nawawi (2013:5) yang menyatakan
bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat
keberhasilan siswa dalam mempelajari materi
pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang
diperoleh dari tes mengenal sejumlah materi
pelajaran tertentu. Menurut Sudjana (Nurwahida,
2013:8) mengemukakan bahwa hasil belajar
matematika adalah kemampuan-kemampuan yang
dimiliki siswa setelah ia memperoleh pengalaman
belajarnya. Dari definisi dipaparkan di atas maka
penulis mengambil kesimpulan bahwa hasil belajar
adalah perubahan perilaku secara keseluruhan yang
meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotorik
Hasil analisis data hasil belajar siswa sebelum
pembelajaran matematika dengan menggunakan
model kooperatif tipe Teams Games Tournament
(TGT) pada materi Bilangan Bulat menunjukkan
bahwa terdapat 32 siswa dari jumlah keseluruhan
siswa atau 100% siswa yang tidak mencapai
ketuntasan individu (mendapat skor dibawah 75),
dengan kata lain hasil belajar siswa sebelum
pembelajaran model kooperatif tipe Teams Games
Tournament (TGT) rendah atau tidak memenuhi
kriteria ketuntasan klasikal.
Hasil analisis data hasil belajar siswa setelah
pembelajaran matematika melalui model kooperatif
tipe Teams Games Tournament (TGT) pada materi
Bilangan Bulat menunjukkan bahwa terdapat 28 siswa
dari jumlah keseluruhan siswa atau 87,5% siswa
mencapai ketuntasan individu (skor minimal 75)
dengan kata lain hasil belajar siswa setelah
pembelajaran model kooperatif tipe Teams Games
Tournament
(TGT) telah memenuhi kriteria
ketuntasan secara klasikal. Kriteria ketuntasan belajar
dapat dilihat dari kriteria ketuntasan minimal
perorangan dan klasikal ini yaitu: (1) seorang siswa
dikatakan telah tuntas belajar jika siswa tersebut
telah memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
yang ditentukan oleh sekolah yang bersangkutan
yaitu 75 dari skor ideal 100. (2) suatu kelas dikatakan
belajar tuntas secara klasikal apabila 80% dari jumlah
siswa keseluruhan telah mencapai skor ketuntasan
minimal (Tritanto, 2010:241).
b. Hasil Pengamatan terhadap Aktivitas Siswa
dalam pembelajaran Matematika
Hasil pengamatan aktivitas siswa menunjukkan
bahwa kesembilan aspek yang diamati hampir
memenuhi kriteria efektif, dengan rata-rata aktivitas
siswa yang positif 85,73% dan negatif 49,99%, hal ini
menunjukkan bahwa aktivitas siswa dalam
pembelajaran matematika melalui penerapan model
kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT)
positif.
c. Hasil Respon Siswa terhadap Pembelajaran
Matematika
Hasil angket respon siswa, pada umumnya siswa
memberikan respon positif terhadap penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games
Tournament (TGT). Dari data yang diperoleh
diketahui bahwa 91,56% siswa merasa senang
dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT).
Selain itu 91,56% menyatakan bahwa kegiatan
belajar mengajar dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Teams Games
Tournament (TGT) menarik dan setuju jika kegiatan
belajar mengajar berikutnya guru menerapkan model
pembelajaran kooperatif tipe Teams Games
Tournament (TGT).

Page 8
Ramdani
EQUALS Vol. 1, No. 1, Desember 2018
42
Ungkapan senang, baru dan setuju yang diberikan
oleh sebagian besar siswa menunjukkan adanya
respon positif siswa terhadap pembelajaran
matematika melalui penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT).
Dengan adanya minat siswa yang besar dalam
kegiatan pembelajaran matematika melalui model
pembelajaran kooperatif tipe Teams Games
Tournament
(TGT) akan berpengaruh pada
peningkatan aktivitas dan kreativitas belajar siswa
dan pada akhirnya akan berpengaruh terhadap hasil
belajar siswa.
Pembahasan hasil analisis statistik inferensial
yang dimaksud adalah pembahasan terhadap hasil
pengujian hipotesis yang telah dikemukakan. Hasil uji
hipotesis dengan menggunakan uji-t one sample test
telah diperoleh nilai P = 0,000 < 0,5 = α, maka
menunjukkan bahwa H0 ditolak. Secara inferensial ini
berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara
skor pretest dengan skor posttest pada taraf
signifikan 5%.
Dengan demikian terdapat perbedaan signifikan
antara skor pretest dan posttest dalam pembelajaran
matematika melalui penerapan model kooperatif
Teams Games Tournament (TGT) pada materi
Bilangan Bulat. Yang berarti pembelajaran
matematika melalui penerapan model kooperatif
Teams Games Tournament (TGT) efektif dalam
meningkatkan hasil belajar siswa dengan cara
mendorong siswa untuk meningkatkan aktivitas dan
kreativitas siswa dan mengembangkan potensi-
potensi yang dimiliki oleh siswa untuk tampil di
depan kelas memberikan jawaban dan menjadi guru
bagi temannya. Aktivitas dan kreativitas yang dapat
dikembangkan dalam model pembelajaran kooperatif
Teams Games Tournament (TGT) ini, selain akan
mempengaruhi aspek kognitif siswa (kemampuan
berpikir kreatif) yang berimplikasi pada
meningkatnya hasil belajar siswa, juga diharapkan
melalui model pembelajaran kooperatif Teams
Games Tournament
(TGT) tersebut dapat
mengembangkan aspek non-kognitif dari kreativitas
yakni kepribadian kreatif dan sikap aktif siswa.
Hasil penelitian ini diharapkan memberikan
konstribusi dalam mengatasi rendahnya prestasi
belajar matematika siswa SMP Negeri 3 Pallangga 7
Kabupaten Gowa khusus dan dapat diterapkan dalam
mengatasi permasalahan pendidikan secara umum.
Dari hasil analisis yang diperoleh, ternyata cukup
mendukung teori yang telah dikemukakan pada
kajian teori. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran matematika melalui penerapan
model pembelajaran kooperatif Teams Games
Tournament (TGT) efektif diterapkan pada siswa
kelas VII SMP Negeri 3 Pallangga Kabupaten Gowa.
3. Keterbatasan Penelitian
Beberapa keterbatasan dalam penelitian ini di
uraikan sebagai berikut:
a. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini
hanya melalui validasi ahli dan tidak dilanjutkan
uji coba sebelum diterapkan pada pembelajaran,
sehingga instrument yang digunakan hanya valid
secara teoritis.
b. Sampel penelitian hanya menggunakan satu kelas
eksperimen saja tanpa kelas pembanding
(kontrol), sehingga faktor lain diluar pembelajaran
matematika dengan menggunakan pembelajaran
model kooperatif tipe Teams Games Tournament
(TGT) tidak dapat dikontrol pengaruhnya.
c. Pengamatan terhadap siswa hanya dilakukan oleh
seorang observer dan hanya sebatas pada ukuran
pengamatan kuantitatif, serta tidak mengamati
sejauh mana kualitas aktivitas, interaksi dan
faktor yang mempengaruhi aktivitas siswa dalam
pembelajaran.
d. Pada lembar aktivitas siswa, pengumpulan data
dilakukan oleh observer dan aktivititas siswa
sepenuhnya tidak dapat diamati secara teliti, jelas
data yang diperoleh bersifat bias, karena tidak
semua siswa teramati. Hal ini terjadi karena
keterbatasan peneliti yang tidak menyiapkan
sarana pendukung seperti alat perekam untuk
merekam seluruh aktivitas siswa pada saat proses
pembelajaran berlangsung. Untuk meminimalkan
kelemahan-kelemahan tersebut maka pemilihan
siswa diupayakan mewakili seluruh siswa dalam
kelas, dengan mempertimbangkan kemampuan
nilai matematikanya.
e. Penelitian ini dilakukan hanya pada satu kelas saja
dengan alokasi waktu 2 x 40 menit selama dua
kali pertemuan dan 3 x 40 menit selama dua kali
pertemuan. Waktu empat kali pertemuan
bukanlah waktu yang cukup bagi guru untuk
beradaptasi dengan model atau strategi
pembelajaran baru, sehingga kekonsistenan

Page 9
Efektivitas Pembelajaran Matematika Melalui Penerapan Model TGT
43
aspek-aspek yang teramati selama pembelajaran
belum dapat dijamin.
Apabila kelemahan-kelemahan tersebut dapat
diperbaiki, maka tidak mustahil hasil penelitian ini
dapat lebih baik.
D. PENUTUP
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan
yang telah dikemukakan, maka diambil beberapa
kesimpulan bahwa:
a. Hasil belajar matematika yang dicapai siswa kelas
VII SMP Negeri 3Pallangga Kabupaten Gowa
sebelum diterapkan model pembelajaran
kooperatif Teams Games Tournament (TGT)
termasuk dalam kategori sangat rendah dengan
nilai rata-rata 28,295 dan standar deviasi 12,596.
Hasil ini juga menunjukkan bahwa terdapat 32
siswa atau keseluruhan siswa atau 100% siswa
yang tidak mencapai ketuntasan individu
(mendapat skor dibawah 75) dan tidak ada siswa
yang mencapai ketuntasan individu (skor minimal
75). Hasil belajar matematika yang dicapai siswa
kelas VII SMP Negeri 3 Pallangga Kabupaten Gowa
setelah diterapkan model pembelajaran
kooperatif Teams Games Tournament (TGT)
termasuk dalam kategori tinggi dengan nilai rata-
rata 85,115 dan standar deviasi 11,019. Jika
dikaitkan dengan kriteria ketuntasan belajar
terdapat 4 orang siswa dari jumlah keseluruhan
32 siswa atau 12,5% siswa yang tidak mencapai
ketuntasan individu (mendapat skor dibawah 75)
dan lebihnya 28 siswa atau 87,5% siswa yang
mencapai ketuntasan individu. Hal ini
menunjukkan bahwa setelah pembelajaran
matematika melalui model pembelajaran
kooperatif Teams Games Tournament (TGT) telah
mencapai ketuntasan klasikal.
b. Selain hasil belajar siswa yang meningkat, rata-
rata aktivitas siswa yang diamati selama empat
kali pertemuan berada pada kategori efektif.
Meskipun dalam beberapa pertemuan masih
terdapat beberapa aspek yang tidak sesuai
dengan kriteria keefektifan namun secara garis
besar aktivitas siswa dapat dikategorikan efektif,
karena siswa yang aktif telah mencapai.
c. Respon siswa terhadap model pembelajaran
kooperatif Teams Games Tournament (TGT)
menunjukkan bahwa dari kesembilan aspek yang
direspon seluruhnya berada pada batasan efektif,
respon siswa dikatak positif jika setiap aspek
pertanyaan yang ditanyakan memperoleh respon
75%.
d. Hasil analisis deskriptif dan inferensial
menunjukkan bahwa hasil belajar siswa sebelum
pembelajaran model kooperatif Teams Games
Tournament (TGT) lebih kecil dibandingkan hasil
belajar siswa setelah pembelajaran model
kooperatif Teams Games Tournament (TGT).
Dengan demikian pembelajarn matematika
melalui model kooperatif Teams Games
Tournament (TGT) efektif digunakan pada pokok
bahasan Bilanga Bulat pada siswa kelas VII SMP
Negeri 3 Pallangga Kabupaten Gowa.
2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh,
maka dalam upaya peningkatan hasil belajar
matematika siswa, dikemukakan beberapa saran
sebagai berikut:
a. Upaya peningkatan hasil belajar matematika
siswa kelas VII SMP Negeri 3 Pallangga Kabupaten
Gowa harus dilakukan dengan melibatkan siswa
dalam proses pembelajaran sehingga muncul
kemandirian dan sikap aktif siswa dalam
menjawab dan mengemukakan pendapat
ataupun pertanyaan untuk mencapai hal
tersebut, model pembelajaran kooperatif tipe
Teams Games Tournament (TGT) merupakan
suatu alternative yang baik.
b. Diharapkan kepada para pengajar bidang studi
matematika agar memberikan lebih banyak
latihan, baik itu berupa latihan yang dikerjakan di
sekolah maupun di rumah, dan pembuatan soal
yang dianggap susah agar siswa lebih terlatih dan
memiliki kepercayaan diri dalam menyelesaikan
soal-soal matematika.
c. Bagi peneliti yang berminat mengembangkan
lebih lanjut penelitian ini, diharapkan mencermati
keterbatasan penelitian ini, sehingga penelitian
selanjutnya dapat menyempurnakan hasil
penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Nawawi. (2013). Hasil Belajar Matematika. (Online)
http://penelitiantindakankelas07.blogspot.co.id
/2014/04/hasil-belajar-siswa.html?m=1
(diakses, 24 Agustus 2017).

Page 10
Ramdani
EQUALS Vol. 1, No. 1, Desember 2018
44
Sudjana. (2013). Hasil Belajar Matematika. (Online)
http://ainamulyana.blogspot.co.id/2012/01/pe
ngertian-hasil-belajar-dan-faktor.html?m=1
(diakses, 24 Agustus 2017).
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan.
Bandung: Alfabeta.
Tritanto. (2010). Mendesain Model Pembelajaran
Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan
Implementasinya pada Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana
Prenada
Media
Group.
(online)
http://blognyaalul.blogspot.com/2011/03/kriter
ia-ketuntasan-individu-dan.html#ixzzlvZIXSzk3
(diakses, 26 Agustus 2017).