https://ejournals.umma.ac.id/index.php/envisoil/issue/feed JURNAL ENVISOIL 2020-12-09T20:57:04+07:00 Hadija dhija01@umma.ac.id Open Journal Systems <p>Envisoil merupakan jurnal yang akan diterbitkan oleh program studi Ilmu Tanah Fakultas Pertanian, Peternakan dan Kehutanan, Universitas Muslim Maros.</p> <p>Envisoil adalah akronim dari environmental dan soil dimana eviromental berarti lingkungan hidup dan soil berarti tanah. Lingkungan hidup dan tanah merupakan bagian utama dari ruang lingkup kajian ilmu tanah.</p> <p><em>ONLINE ISSN -&nbsp;&nbsp;</em>2714-7320</p> <div class="page" title="Page 1"> <div class="layoutArea"> <div class="column"> <p>&nbsp;</p> </div> </div> </div> https://ejournals.umma.ac.id/index.php/envisoil/article/view/741 POLA DAN KINERJA DISEMINASI INOVASI TEKNOLOGI DI KAWASAN JAGUNG KABUPATEN SIGI 2020-12-09T18:47:08+07:00 Heni Rahayu sulistyawati79@gmail.com Andi Irmadamayanti andirma.damayanti@gmail.com Andi Irmadamayanti andirma.damayanti@gmail.com Risna Risna risna_cd@yahoo.co.id Muchtar Muchtar much_yr@yahoo.co.id Hamka Biolan emka_biolan@yahoo.co.id Herawati Herawati herawatiwati98@yahoo.co.id Irwan Suluk Padang irwansulukpadang@gmail.com <p>Program Pengembangan Kawasan Jagung di Kabupaten Sigi bertujuan meningkatkan adopsi inovasi, produktivitas, daya saing komoditas jagung secara berkelanjutan. Diseminasi yang tepat menjadi salah satu kunci agar proses penyebaran inovasi dapat terarah dan mencapai tujuan yang telah direncanakan dan ditetapkan, oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola dan kinerja diseminasi inovasi teknologi di Kawasan Jagung Kabupaten Sigi. Pengambilan data kinerja diseminasi menggunakan metode survai pada petani sasaran demonstrasi teknologi inovasi teknologi jagung di Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah sebanyak 25 orang. Pola diseminasi dianalisis secara deskriptif sedangkan kinerja diseminasi dianalisis secara deskriptif kuantitatif melalui persentase. Pola diseminasi Spektrum Diseminasi Multi Channel (SDMC) sesuai untuk dikembangkan di Kawasan Pertanian Jagung Kabupaten Sigi. Hasil kinerja diseminasi antara lain meningkatkan pengetahuan sebesar 67, 66%, atau masuk dalam kategori cukup efektif. Sedangkan inovasi teknologi jagung dalam kategori tinggi penerapannya yaitu penggunaan VUB, jarak tanam, penggunaan pupuk tepat jenis, serta ketepatan panen dan pasca panen.</p> 2020-12-07T00:00:00+07:00 ##submission.copyrightStatement## https://ejournals.umma.ac.id/index.php/envisoil/article/view/740 PENAMPILAN PERTUMBUHAN DAN HASIL BEBERAPA VUB JAGUNG HIBRIDA DI KABUPATEN SIGI SULAWESI TENGAH 2020-12-09T18:47:08+07:00 Andi Irmadamayanti andirma.damayanti@gmail.com Heni SP Rahayu sulistyawati79@gmail.com Andi Nirma Wahyuni wahyuninirma@gmail.com Muchtar Muchtar much_yr@yahoo.co.id Irwan Suluk Padang irwansulukpadang@gmail.com Saidah Saidah saidah.labalado67@gmail.com <p>Varietas unggul baru jagung hibrida merupakan salah satu teknologi inovatif yang cukup berperan untuk meningkatkan produktivitas, baik melalui peningkatan potensi (daya hasil) tanaman, maupun melalui peningkatan toleransi dan ketahanannya terhadap berbagai cekaman lingkungan biotik dan abiotik. Penelitian ini dilaksanakan pada lahan sawah irigasi Desa Pesaku Kecamatan Dolo Barat Kabupaten Sigi yang dilaksanakan dari bulan Mei sampai bulan September 2019 dengan tujuan untuk mengetahui penampilan pertumbuhan dan hasil beberapa varietas unggul baru (VUB) Jagung Hibrida Badan Litbang Pertanian yang adaftif spesifik lokasi.&nbsp; Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Non Faktorial dengan empat perlakuan VUB Jagung Hibrida (Bima 9, Bima 14, Nasa 29 dan HJ 21) dimana masing masing varietas di ulang sebanyak empat kali. Teknologi yang diterapkan adalah komponen teknologi PTT. Parameter pengamatan di lakukan terhadap tinggi tanaman (cm), tinggi dudukan tongkal (cm), panjang tongkol (cm), diameter tongkol (cm), jumlah baris per tongkol (biji), berat 1.000 biji (gram) dan produksi (ton/ha). Untuk mengetahui pengaruh perlakuan dilakukan analisis sidik ragam dengan program SAS yang dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Jujur (BNJ) dengan taraf 5% apabila dari hasil sidik ragam menunjukkan perbedaan yang nyata. Hasil penelitian menunjukkan produksi tertinggi terdapat pada varietas Bima 9 yaitu 9,68 ton/ha pipilan kering panen, dan varietas dengan produksi terendah terdapat pada varietas HJ 21 yaitu 8,50 ton/ha pipilan kering panen.</p> 2020-12-07T00:00:00+07:00 ##submission.copyrightStatement## https://ejournals.umma.ac.id/index.php/envisoil/article/view/743 PENGARUH APLIKASI PUPUK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA DALAM VARIETAS BUOL ST-1 2020-12-09T18:47:08+07:00 Andi Irmadamayanti andirma.damayanti@gmail.com Muchtar Muchtar much_yr@yahoo.co.id Risna Risna risna_cd@yahoo.co.id Erwin Erwin erwin.sulteng@gmail.com Syafruddin Syafruddin syafruddin_lia@yahoo.com Irwan Suluk Padang irwansulukpadang@gmail.com <p>Tanaman kelapa merupakan tanaman serbaguna atau tanaman yang mempunyai nilai ekonomi tinggi. Seluruh bagian pohon kelapa dapat dimanfaatkan untuk kepentingan manusia, sehingga pohon ini sering disebut pohon kehidupan karena hampir seluruh bagian dari pohon, akar, batang, daun dan buahnya dapat dipergunakan untuk kebutuhan kehidupan sehari-hari.&nbsp; Keadaan ini memberikan dampak yang buruk terhadap perkembangan dan keberlanjutan komoditi ini, jika tidak ada gerakan peremajaan dan pengembangan. Hal ini disebabkan sebagian besar tanaman kelapa yang ada saat ini sudah berumur tua. Oleh karena itu, untuk peremajaan perlu disediakan benih unggul, sehingga diharapkan perkebunan kelapa, baik milik pemerintah/swasta dan rakyat sudah ditanami jenis kelapa yang unggul semua dan produktivitas kelapa secara nasional dapat meningkat. Salah satu cara untuk memperbaiki mutu dan mempercepat pertumbuhan bibit tanaman kelapa adalah dengan pemberian pupuk cair. Pemberian pupuk cair pada bibit tanaman kelapa varietas ST 1 Buol memberikan hasil yang lebih baik, dibandingkan tanpa pemberian pupuk cair/kontrol. Hasil pengamatan memperlihatkan bahwa tidak terlihat pengaruh nyata terdapat pemberian pupuk dengan dosis yang berbeda pada variabel jumlah daun dan lebar daun dan tinggi tanaman baik pada umur&nbsp; 150 , 178&nbsp; dan 192 HSS</p> 2020-12-07T00:00:00+07:00 ##submission.copyrightStatement## https://ejournals.umma.ac.id/index.php/envisoil/article/view/https%3A%2F%2Fejournals.umma.ac.id%2Fenvisoil EVALUASI HULU DAS JENEBERANG BERDASARKAN PARAMETER KONDISI LAHAN MENGGUNAKAN CITRA SATELIT DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS 2020-12-09T20:55:48+07:00 Andi Rachmat Arfadly andirachmatarfadly@gmail.com Firman Sutomo firmansutomo96@gmail.com <p>DAS Jeneberang merupakan salah satu DAS terluas yang terdapat di Provinsi Sulawesi Selatan yaitu dengan luas 76.171 Ha. Bagian Hulu DAS Jeneberang merupakan bagian yang berperan krusial secara keseluruhan pada ekosistem DAS. Hulu DAS Jeneberang yang merupakan areal perbukitan dan dominan berlereng curam, dan curah hujan yang tinggi. Kondisi alam tersebut rentan ditambah dengan masifnya perubahan penggunaan lahan akibat tekanan akan kebutuhan lahan permukiman dan pertanian menjadi pemicu DAS menjadi kritis.<br>Penelitian ini meliputi dua tahap, yaitu (1) pengumpulan data sekunder dan observasi pada lokasi di Hulu DAS Jeneberang dan (2) Pengolahan citra dan analisis data spasial untuk menetukan kawasan lahan kritis. Penyusunan Data Spasial. Penyusunan data spasial berupa penskoran dan pembobotan tiap parameter penentu lahan kritis sesuai Peraturan Peraturan Direktur Jenderal Bina Pengelolaan Daerah Sungai dan Perhutanan Sosial Nomor : P.4/V-SET/2013 tentang Tata Petunjuk Teknis Penyusunan Data Spasial Lahan Kritis. Lokasi penelitian pada Hulu DAS Jeneberang yang merupakan areal penilitian mempunyai luasan 23.884,2 Ha. Berdasarkan hasil analisis kondisi fisik tanah luas Lahan sangat kritis hampir sebagian besar berada pada daerah hulu DAS Jeneberang dengan masing-masing terbagi berdasarkan kawasan, kawasan lindung dari luas 3010 Ha yang kritis seluas 1532,4 Ha dan potensial kritis 1477,7 Ha, Kawasan hutan bukan hutan lindung mempunyai luas 9553,8 Ha dan 5675,8 Ha Agak kritis dan potensial kritis 3878 Ha potensial kritis, dan Kawasan budidaya pertanian yang paling luas yaitu 11320,4 Ha dengan luasan daerah kritis yang paling tinggi 3089,6 Ha dan 8230,8 Agak kritis.</p> 2020-12-07T00:00:00+07:00 ##submission.copyrightStatement## https://ejournals.umma.ac.id/index.php/envisoil/article/view/749 PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP KARAKTERISTIK HIDROLOGI DAS JENEBERANG MENGGUNAKAN MODEL SWAT 2020-12-09T20:57:04+07:00 Suryansyah Surahman suryasurahman@umma.ac.id Budi Darma P budi205@gmail.com <p>Land use change is one of the dominant driving factors of watershed hydrological change. Thus, hydrological responses to land-use change require detailed assessments to ensure sustainable management of water resources and natural ecosystems. Soil and Water Assessment Tool (SWAT) has been widely used to simulate the impact of land use change on water balance. The research location is in the Jeneberang watershed, South Sulawesi Province. Jeneberang River is a large river located in the western part of the administrative area of the Municipality of Makassar, the capital of the South Sulawesi Province. Analysis of land-use change is done by comparing land use in the period of 2012 and 2016. Hydrological analysis in 2012 and 2016 is a validation of the SWAT model that has been calibrated in the analysis process of hydrological characteristics. The process produces hydrological characteristics for each period of land use. The SWAT model is able to predict the effect of land use on the hydrological characteristics of the Jeneberang watershed. The hydrological characteristics of the Jeneberang watershed in 2016 as a result of the analysis of the SWAT model are shown by total river water, surface flow, lateral flow, and bottom flow respectively 175.18 mm, 413.63 mm, 44.29 mm, and 370.03 mm. While the KRS and C values are respectively 0.21 and 5165. Changes in Jeneberang watershed land use in 2012-2016 affect hydrological characteristics. The total amount of river water, KRS value, and C value in 2012 and&nbsp;2016 were 175.18 mm, 837.45, and 0.03 to&nbsp;848.19 mm, 5165, and 0.21, respectively.</p> 2020-12-09T18:19:18+07:00 ##submission.copyrightStatement##